Pengantar Penerbit

Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada makhluk termulia dan kekasih-Nya Sayyidina Muhammad SAW dan siapa saja yang mengikuti petunjuknya dan berjuang untuk meninggikan bendera Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sampai Hari Pembalasan.

Allah SWT berfirman : “Siapa saja yang tidak memutuskan (perkara) menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. Al Maaidah : 44)

Allah SWT berfirman ditujukan kepada Rasulullah SAW :

“Maka berikanlah keputusan menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang datang kepadamu.” (QS. Al Maaidah : 48)

“Dan berikanlahh keputusan menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dan waspadalah terhadap mereka agar mereka tidak menyimpangkanmu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu.” (QS. Al Maaidah : 49)

“Maka apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki ? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. Al Maaidah : 50)

Imam Muslim meriwayatkan dari Nafi’ RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : “Barang siapa melepaskan tangan dari ketaatan kepada Allah, maka dia akan menjumpai Allah pada Hari Kiamat nanti dengan tidak mempunyai hujjah (alasan). Dan barang siapa yang mati sedangkan di lehernya tak ada bai’at (untuk khalifah), maka berarti dia telah mati jahiliyah.”

Imam Muslim meriwayatkan dari Al A’raj dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu (ibarat) perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya.”

Para shahabat –ridlwanullahi ‘alaihim– telah bersepakat mengenai kewajiban pengangkatan seorang khalifah bagi Rasulullah setelah beliau wafat, sebab mereka telah menunda penguburan jenazah beliau setelah kewafatan beliau selama dua malam, sementara mereka sibuk untuk mengangkat seorang khalifah bagi beliau. Padahal menguburkan jenazah setelah kewafatannya adalah fardlu dan haram hukumnya atas orang-orang yang berkewajiban mengurus penguburannya untuk menyibukkan diri dengan aktivitas lain, sampai penguburannya terlaksana.

Demikian pula para shahabat telah bersepakat mengenai wajibnya mengangkat khalifah bagi Abu Bakar, Umar, dan Utsman, setelah mereka masing-masing wafat. Jelaslah, Khilafah merupakan salah satu asas dan pilar dalam ajaran Islam. Sejak awal abad XX ini, yaitu setelah orang-orang kafir mampu menghancurkan negara Khilafah, kaum muslimin hidup dengan memikul dosa besar dan problem yang maha berat. Ini semua adalah akibat lenyapnya Islam dari tampuk pemerintahan dan tiadanya seorang khalifah bagi kaum muslimin yang memerintah mereka berdasarkan Kitabullah, memelihara daerah perbatasan dan kehormatan mereka, serta mengemban dakwah Islam untuk umat manusia dengan jalan jihad.

Keadaan ini membuat kaum muslimin dikerubuti kaum kafir bagaikan hidangan yang dikerubuti orang di atas meja hidangannya. Kepada kaum muslimin diberlakukan berbagai macam peraturan-peraturan kufur yang busuk, seperti Komunisme, Diktatorisme, Kapitalisme, Demokrasi, dan lain-lain. Mereka dihalang-halangi untuk berpikir atau berjuang untuk mengangkat seorang khalifah dari kalangan mereka yang akan memerintah mereka dengan Kitabullah, menyatukan kalimat mereka, dan mempersatukan mereka. Akibatnya, kaum muslimin lalai dari satu kewajiban terbesar yang ada dalam ajaran Islam tersebut, sebab kewajiban tersebut menjadi tumpuan bagi pelaksanaan hukum-hukum Islam lainnya. Bahkan dapat dikatakan menjadi tumpuan bagi keberadaan Islam dalam realitas kehidupan.

Sebaliknya, ketiadaannya akan berakibat terlantarnya banyak hukum Islam yang pelaksanaannya dipikulkan oleh Allah SWT kepada khalifah semata. Para fuqaha memandang bahwa kekuasaan merupakan salah satu asas ajaran Islam yang tidak boleh dilalaikan. Akan tetapi, setelah kaum muslimin dikerubuti berbagai bangsa dan umat dan berhasil dihancurkan pada awal abad ini, mereka menjadi lalai dari tugas mengembalikan negara mereka dan berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, kecuali mereka yang dirahmati Allah SWT dari kalangan pemuda yang dikaruniai Allah kesadaran, pemikiran yang cemerlang, dan keikhlasan. Pada saat seluruh kaum muslimin menyambut gembira sistem-sistem kafir yang diterapkan atas mereka, para pemuda yang jumlahnya amat sedikit itu mengangkat syiar Khilafah tanpa rasa gentar atau takut terhadap kedzaliman para penguasa. Mereka melangkah melawan arus agar seluruh kaum muslimin dapat melepaskan sikap taqlidnya kepada Barat yang kafir dan kembali menuntut penerapaan Islam.

Penulis kitab ini adalah seorang pemuda ‘alim yang berasal dari Aljazair, sebuah negeri yang telah melahirkan jutaan syuhada. Perancis telah menjajah negeri tersebut dan berupaya melepaskan penduduknya dari ajaran Islam dengan membuat mereka lupa akan bahasa Arab, sebagai bahasa Al Qur’an. Perancis menduga bahwa dia akan dapat melupakan penduduk negeri itu dari ajaran Islam dan dapat memutus keterikatan mereka dengan ajaran Islam. Akan tetapi Imam Ali Belhaj dan beberapa orang yang ikhlas bersamanya telah bangkit untuk mengatakan kepada kaum kafir, bahwa Islam akan kembali dalam realitas kehidupan –kendatipun kaum kafir amat membencinya– dan bahwa Khilafah pasti akan muncul kembali. Ini adalah janji Allah SWT. Dan Allah tentu tidak akan menyalahi janji-Nya.

Allah SWT berfirman : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih bahwa Dia akan benar-benar menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia menjadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan Dia akan mengokohkan bagi mereka agama mereka yang telah Dia ridloi bagi mereka, dan Dia akan menggantikan rasa ketakutan mereka menjadi aman sentosa. Maka hendaklah mereka menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun.” (QS. An Nuur : 55)

Dalam kitab-kitabnya, Imam Ali Belhaj telah menunjukkan adanya kesadaran yang sulit dicari tandingannya, tidak saja di antara ulama-ulama di Aljazair, bahkan di antara ulama di seantero Dunia Islam. Kitab ini adalah salah satu karya yang beliau tulis di majalah Al Munqidz. Kami berdoa kepada Allah agar Dia membalas amal shalihnya ini pada hari dimana tidak berguna lagi apa pun juga selain amal yang shalih.

Darul Uqaab

 

Tagged with: , , ,
Posted in Menegakan Kembali Negara Khilafah

Leave a comment